Proses Pemasangan Mooring Chain stopper - Rantai Penambat FPSO
Floating Production Storage and offloading di singkat dengan FPSO merupakan kapal terapung yang di gunakan di area industri offshore. FPSO berfungsi untuk menyimpan dan juga melakukan pengolahan minyak dan Gas.
FPSO di rancang bisa beroperasi sekitar 10 hingga 15 tahun di area lepas pantai atau offshore dan bisa di tempat kan di semua lokasi lepas pantai, bahkan di daerah yang tidak tersedianya infrastruktur pengolahan di darat.
FPSO di lokasi offshore atau lepas pantai di tambatkan dengan mooring chain sehingga tidak memungkinkan kapal tersebut bergerak atau berputar akibat efek lingkungan seperti arus, gelombang dan angin.
![]() |
Mooring Chain Stopper |
Pemasangan Mooring Chain pada FPSO
Pemasangan Mooring Chain Stopper pada Floating Production Storage and Offloading (FPSO) merupakan proses penting untuk memastikan keselamatan dan stabilitas operasi FPSO di lepas pantai.
Fungsi Mooring chain stopper sebagai sistem penambat utama yang menghubungkan FPSO dengan dasar laut, dengan menahannya di posisi yang sesuai koordinat dan kebutuhan yang sudah di tentukan
Proses pemasangan mooring chain dapat bervariasi tergantung pada jenis FPSO, kondisi lingkungan serta metode pemasangan yang digunakan.
Proses Pemasangan Mooring Chain Stopper
Langkah-langkah secara umum proses pemasangan mooring chain stopper atau rantai tambat pada FPSO, seperti uraian berikut;
Sebelum pemasangan, dilakukan perencanaan dan desain yang matang untuk menentukan jumlah, ukuran, dan konfigurasi mooring chain yang sesuai dengan kondisi lingkungan operasi FPSO.
2. Pemilihan Jangkar
Jangkar yang sesuai dipilih berdasarkan jenis tanah dasar laut, kedalaman air, dan beban yang akan ditahan oleh mooring chain.
3. Pembuatan Mooring Line
Mooring line yang terdiri dari rantai dan aksesoris lainnya seperti swivel, shackle, dan fairlead, diproduksi sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
4. Pengangkutan
Mooring chain dan jangkar diangkut ke lokasi pemasangan menggunakan kapal khusus, seperti barge atau vessel.
5. Penyimpanan
Mooring chain disimpan dengan aman di atas dek kapal atau di dalam gudang penyimpanan khusus.
![]() |
Winch Mooring |
Mobilisasi FPSO ke lokasi pemasangan
FPSO di towing atau di bawa ke posisi dan lokasi yang telah ditentukan menggunakan sistem Anchor Handling Tug Supply (AHTS) atau tug boat
- Kapal pemancang jangkar pertama diposisikan di sekitar FPSO
- Proses Penurunan Jangkar ke dasar laut menggunakan winch mooring khusus di design sesuai kapasitas yang di butuhkan
- Jangkar ditanam ke dalam dasar laut menggunakan jetting atau hammering untuk memastikan daya cengkeram yang kuat
Pemasangan Rantai Mooring
- Rantai mooring dihubungkan ke jangkar menggunakan shackle,
- Rantai digulung pada drum yang terdapat pada FPSO atau pada kapal pemancang jangkar.
- Rantai ditarik ke atas menggunakan winch dan dihubungkan ke fairlead pada FPSO.
Baca Juga:
Pengujian Tegangan Mooring
Setelah mooring chain terpasang ke dalam chain stopper yang ada di atas deck FPSO, selanjutnya akan di lakukan uji kekuatan dengan menariknya menggunakan kekuatan Winch khusus. Strenght test akan di lakukan dengan melihat di Load mooring unit display yang sudah terpasang di chain stopper sebagai alat ukur kekuatan.
Tegangan pada mooring chain di sesuikan untuk mencapai konfigurasi yang optimal.
Selanjutnya di lakukan proses verifikasi posisi dan di kontrol untuk memastikan sistem mooring berfungsi dengan baik sesuai dengan design yang sudah di tentukan.
Setelah mooring chain menahan posisi FPSO selama beroperasi di laut, maka akan di lakukan pemeriksaan pada saat Annual survey setiap 1 tahun, per 3 tahun dan 5 tahun akan di lakukan Underwater Inspection Liu Drydocking (UWILD) dengan team penyelam serta di saksikan oleh class surveyor dan pihak pemilik kapal, untuk mengetahui kondisi kapal dan mooring chain serta di lakukan proses pemeliharaan untuk memastikan kondisi fisik dan keselamatan FPSO operasi di laut lepas.