Pekerjaan inspeksi di bawah air atau Under water inspection adalah melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi dari suatu peralatan, kapal, kaki anjungan lepas pantai atau fasilitas lainnya yang berada di lokasi tenggalam di bawah air.
Pemeriksaan di lakukan oleh penyelam komersial yang sudah berpengalaman dan memiliki sertifikasi khusus yang menyatakan penyelam tersebut sudah bisa layak melakukan pekerjaan di bawah air.
Sebagai contoh inspeksi kapal di lakukan atas keinginan pemilik nya sendiri atau memang sudah waktu nya untuk melakukan perpanjangan sertifikat pendukung operasional kapal tersebut, yang di harus kan oleh biro klasifikasi surveyor tempat kapal tersebut terdapat.
Penyelamam akan melakukan pemeriksaan struktur bangun yang berada di bawah air tersebut, dan melaporkan secara aktual, dan di rekam dengan video dan rekaman data.
Kesalahan yang di lakukan Pekerja di Bawah Air
Ada hal yang bisa di katagorikan kesalahan atau kekeliruan yang di lakukan oleh beberapa penyelam ketika melakukan pekerjaan inspeksi nya. Baik kekeliruan tersebut di lakukan tanpa sengaja atau memang tidak mengetahui dan paham bahwa itu kekeliruan, yang bisa menimbulkan pengaruh kurang baik.
Berikut beberapa kesalahan yang di lakukan pekerja bawah air ketika melakukan pekerjaan inspeksi, sebagai berikut;
1. Laporan Cacat Crack atau retak dan Kerusakan
Ketika melakukan pekerjaan UWILD atau under water inspection Lieu dry docking pada kapal, FSO atau FPSO penyelaman akan melaporkan kondisi plate, welding joint, marine growth dan sebagaianya.
Kekeliruan yang di lakakukan adalah melaporkan kondisi welding CRACK atau RETAK, sementara penyelam sendiri belum membersihkan tumbuhan dan hewan laut yang menutupi permukaan welding pada plate tersebut.
Terkadang Penyelam sambil berjalan melaporkan " kondisi plate tidak ada perubahan bentuk, tidak di ketemukan kerusakan, tidak ada Crack atau Retak".
Crack atau retak bisa di ketaui bila permukaan tersebut sudah dalam keadaan bersih dari segala macam kotoran, rumput laut, hewan laut yang menutupi permukaannya, dan harus di lihat dengan teliti dan seksama. Karena crack atau retak itu halus bergaris seperti benang.
Menggunakan peralatan NDT Magnetik particle inspection YOKE Pmy dan aplikator serbuk khusus, yang bisa mengetahui bila ada cacat (defect), retak , patahan, inklusi, pin hole pada sambungan welding dan material di bawah permukaan/sub-surface
|
Peralatan Magnetik particle inspection YOKE |
2. Bahasa Yang di Pergunakan untuk Survey
Bahasa yang di pergunakan ketika survey kapal di bawah air, sebaiknya di sesuikan dengan client atau pemilik kapal tersebut. Apa bila penyelam kurang memahami bahasa inggris dan pemilik kapal atau perusahaannya adalah orang Indonesia, sebaiknya pergunakan bahasa lokal kita, agar tidak terjadi kekeliruan dalam penyebutan, dan menghindari kesalahan penyebutan dengan benda atau maksud yang akan kita sampaikan.
Apalagi dengan bahasa yang kurang fasih di ucapkan, akan kurang di mengerti bahkan membingungkan bagi orang-orang yang akan menonton video hasil survey tersebut.
Untuk video laporan hasil survey akan di ajukan ke pemilik kapal, marine inspector serta ke biro klasifikasi surveyor dimana kapal tersebut terdaftar. Bila cara pelaporan nya kurang baik akan mempengaruhi hasil laporan survey tersebut.
3. Penggunaan Peralatan Pendukung Survey
Ketika survey ada beberapa peralatan yang sering di pakai ketika melakukan pemeriksaan kapal atau peralatan lain yang berada di dalam air.
Peralatan tersebut seperi Cygnus-1 alat pengukur ketebalan material besi, Cathodic protection untuk mengukur kekuatan pelindung dari zinc anode, NDT Yoke, Kamera digital bawah air, clinometer, Feeler gauge, Poker Gauge atau propeller wear down, Caliper varnier (sigmat) dan peralatan pendukung lainnya.
Kekeliruan nya tidak bisa memahami cara penggunaan barang tersebut dan langsung di minta untuk melakukan pekerjaan dengan menggunakan peralatan tersebut. Seharusnya Leader bertanya terlebih dahulu tentang pemaham menggunakan alatnya, kemudian berikan petunjuk penggunaan, agar tidak membingungkan penyelam ketika sudah di bawah air.
Catatannya adalah, sebaiknya pahami, pelajari dan praktekkan bagai mana menggunakan cara menggunakan peralatan tersebut dengan baik dan benar.
4. Analisa terhadap Resiko dan bahaya
Yang paling penting adalah pekerjaa yang akan melakukan suatu pekerjaan harus menganalisa dan mengetahui potensi yang bisa terjadi, baik pengaruh terhadap pekerjaanya maupun kerusakan pada peralatannya.
Lakukan analisa resiko sebelum bekerja apakah pekerjaan tersebut aman untuk di lakukan serta pastikan lagi bahwa peralatan yang akan di pergunakan sudah di beri pengaman dengan benar.
Analisa resiko biasa di persiapkan pada dokument JSA (Job safety analisys), yang berisi resiko pekerjaan serta cara penanggulannya.
Diskusikan dengan leader atau supervisor apa bila kurang memahami pekerjaan tersebut. Jangan malu untuk bertanya, pelajari dengan jelas sebelum melakukannya.
Sekian artikel tentang beberapa kesalahan yang sering terjadi ketika melakukan pekerjaan survey kapal di lokasi di bawah air. Semoga bisa memberikan manfaat.